Perhatian buat ibu dengan HIV! Anggota Satuan Tugas (Satgas) HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rizqi Amalia, menyarankan tidak mencampur susu formula dan Air Susu Ibu atau ASI dari ibu pasien HIV karena akan meningkatkan risiko transmisi vertikal atau penularan dari ibu ke bayi.
“Nutrisi pada bayi itu ada ASI dan susu formula.
Yang tidak boleh diberikan adalah mencampur susu formula dan ASI karena sangat meningkatkan risiko transmisi vertikal,” kata Rizqi.
Menurutnya, saat bayi diberikan susu formula, maka efek samping yang paling sering terjadi adalah infeksi karena kurang bersih saat menyiapkannya dan kemungkinan alergi terhadap susu sapi.
Baik infeksi maupun alergi akan menyebabkan peradangan pada usus sehingga pertahanan usus menjadi terganggu.
Pilih salah satuKetika anak diberikan ASI yang mengandung virus HIV saat pertahanan ususnya terganggu maka penularan akan sangat mungkin terjadi sehingga pilihan pemberian nutrisi pada bayi hanya ada dua, yaitu susu formula saja atau ASI saja.
“Kalau susu formula, tenaga kesehatan harus menjelaskan kepada ibu tentang apa saja kelebihan atau kekurangan pemberian nutrisi tersebut.
Untuk susu formula kelebihannya tentu risiko penularannya nol,” ujarnya.
Sedangkan ASI, meskipun merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, dalam hal ini ibu harus mempertimbangkan kemungkinan penularan HIV meski sudah meminum obat antiretroviral (ARV).
Dalam beberapa penelitian, meskipun ibu sudah meminum ARV dan virus HIV sudah tidak terdeteksi dalam darah, tetap ada kemungkinan HIV bisa menular melalui ASI meski jumlah kasus ini terbilang sedikit.
“ASI tetap bisa menularkan karena tetap ada virusnya dan kita tidak lazim melakukan pemeriksaan kadar virus di dalam ASI,” jelasnya.
“Untuk itu harus konseling dengan baik, karena (anak) akan seumur hidup minum obat kalau tertular.
Tentu harus dipikirkan matang-matang sebelum ibu dan keluarga mengambil keputusan.”